Pabila tiba waktunya kau akan menangis karena bahagia. Jek
Suatu hari, di sebuah taman bunga, ada seekor ulat yang berusaha keras untuk keluar dari kepompong. Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswi yang sedang bermain di taman bunga tersebut merasa kasihan terhadap ulat itu. Mereka kemudian merobek kepompong serta mengeluarkan ulat itu. Hari-hari berlalu. Ulat yang telah dikeluarkan oleh para mahasiswi dari kepompongnya itu pun tumbuh menjadi seekor kupu-kupu. Tetapi ulat itu tumbuh menjadi seekor kupu-kupu yang lemah, karena ia telah menjalani sebuah 1metamorfosis yang 2prematur. Ia dikeluarkan dari kepompongnya tidak pada waktunya sehingga ia menjadi kupu-kupu yang lemah.
Pengkhotbah 3 : 10 – 13 memberi pelajaran kepada kita bahwa perjalanan kehidupan setiap manusia telah dirancang oleh Tuhan. Rancangan-Nya itu baik adanya karena Allah mengasihi manusia (Yohanes 3:16). Oleh karena itu kita sebagai orang Kristen, hendaknya kita menjalani segala rancangan yang telah di rancang Tuhan dalam kehidupan kita, meskipun banyak tantangan yang kita hadapi, sebab Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (baca Pengkhotbah 3: 11.a).Jangan menjadi seperti ulat yang dikeluarkan oleh para mahasiswi dari kepompong sebelum waktunya karena hasil yang kita terima tidak akan memuaskan, bahkan dapat mencelakakan diri kita.
Ada seorang pemuda yang sangat dekat dengan seorang pemudi. Mereka begitu akrab dan saling mengasihi. Mereka tertawa bersama saat gembira dan menangis bersama saat sedih. Begitu dekatnya mereka berdua sehingga sulit sekali dipisahkan. Dan mereka berjanji akan saling mengasihi sampai ajal menjemput. Pada suatu hari, saat mereka telah menginjak usia dewasa, si lelaki ini menyatakan cintanya kepada wanita ini. Namun sayangnya, dengan tertunduk sambil merelakan beberapa butir air mata jatuh, si wanita ini berkata dengan perlahan sekali bahwa ia tak dapat menerima cinta lelaki tersebut. Lelaki itu marah. Ia merasa bahwa kasih sayang kepada wanita tersebut selama ini sia-sia. Ia juga menganggap wanita itu telah mengingkari janji mereka untuk saling mengasihi sampai mati. Dengan kesal ia pergi meninggalkan wanita itu sendirian. Satu tahun kemudian, lelaki itu mendengar kabar bahwa wanita itu sudah meninggal. Ia kemudian pergi mengikuti acara pemakaman orang yang dianggap pernah melukai hatinya. Sehabis pemakaman, ibu dari wanita tersebut menyerahkan sepucuk surat kepada si lelaki. “Nona titipkan surat ini untukmu sehari sebelum ia meninggal.” Kata si ibu. Setelah kembali ke rumahnya, dengan hati berdebar-debar, si lelaki membuka amplop tersebut. “Semoga Tuhan mengampuni aku yang telah melukai hatimu. Dan satu hal yang mau kubilang, aku tetap setia dan berpegang pada janji kita. Aku menolak cintamu karena aku sangat mengasihimu. Setahun yang lalu, ketika aku pergi mengikuti pesta pameran pada suatu malam, aku merasa ada orang yang menyuntikkan sebuah jarum ke lenganku. Enam bulan kemudian aku merasa ada kelainan dalam tubuhku. Aku segera periksa ke dokter. Vonis dokter sangat mengagetkanku. Aku terkena HIV. Aku sangat mencintaimu, namun tak mungkin cinta kita bersemi dalam kondisi seperti ini. Apalagi menggandengmu sampai ke pelaminan, itu sama saja dengan aku mencelakakanmu. Aku juga tak mau mengatakan hal ini kepadamu waktu kita masih bersama, karena aku tak mau mengecewakanmu. Dan aku tak mau kau juga terkena HIV karena cintaku padamu. Tak tahukah kau bahwa aku menolak cintamu dengan jeritan hati yang sangat panjang atas keputusan itu? Itu sebuah keputusan yang terjadi diluar kehendakku. Ada air mata yang jatuh saat itu, mengapa kau tak mengerti? Ketahuilah bahwa aku mengasihimu sampai ajal menjemputku. Aku patuh pada janji kita.. dan aku telah membuktikannya.” Begitulah isi surat wanita tersebut.
Sebagai orang Kristen, kadang kita terlalu larut dalam tantangan sehingga kita lupa bahwa tantangan itu adalah sebuah rancangan Tuhan yang sementara membawa kita menuju sebuah keberuntungan. Kita tidak sadar bahwa sebuah kejadian pahit yang menimpa diri kita adalah sebuah jalan untuk kita memperoleh sebuah senyuman yang manis. Sama seperti Yesus, Dia menderita sehingga kita memperoleh keselamatan yang kekal. Oleh sebab itu kesadaran dan kesabaran dalam kasih Kristus harus tetap tertanam dalam diri kita saat menghadapi tantangan seberat apapun. Segala sesuatu akan indah pada saatnya, asalkan kita mau menjalani sebuah proses dengan sabar dan tekun. Meski dalam perjalanan kehidupan ini kadang kita terjatuh, kita menagis, kita kecewa, dan kita merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tetapi ingatlah bahwa manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir, (Pengkhotbah 3 : 11.b). Allah kita adalah Allah yang baik. Oleh karena itu, tahanlah dan berjuang terus, mahkota kemenangan menanti untuk kita raih pada waktunya.
Sebentar lagi, Ketua Majelis Jemaat Genesaret Danau Ina Lasiana, Pdt. Deby M. Molana Rissi, S.Th. akan dimutasikan dari Jemaat Genesaret Danau Ina Lasiana. Sebagai manusia, kita tentu merasa kehilangan. Kita tentu merasa sedih dengan perpisahan ini. Secara pribadi saya tidak dapat mendustai suara hati saya yang selalu berbisik: ”Saya masih ingin sama-sama dengan Mak Deby di Jemaat GDI Lasiana....”. Akan tetapi kita harus yakin bahwa ini adalah sebuah rancangan yang baik dari Tuhan. Tuhan yang Maha Kuasa tahu akan apa yang Dia lakukan. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir, (Pengkhotbah 3 : 11).
Jek, MULTI
1Metamorfosis = peralihan bentuk (misalnya ulat beralih bentuk menjadi kupu-kupu atau berudu beralih bentuk menjadi katak). 2Prematur = belum waktunya matang, terlalu cepat dari yang sewajarnya. (misalnya seorang bayi yang lahir sebelum sembilan bulan dikatakan sebagai bayi prematur).
Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua berguman. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.
Multi adalah singkatan dari Permuda Wilayah Tiga yang bernaung pada Pemuda Gereja Jemaat Genesaret Danau Ina Lasiana-Kupang. Blog ini hadir atas inspirasi pemuda pemudi wilayah tiga Jemaat Genesaret Danau Ina Lasiana. Berawal dari Pembuatan Buletin Multi, yang diedarkan pada kalangan terbatas, akhirnya timbul niat dari beberapa teman yang yang berbakat untuk merancang Blog Multi sehinga tampak seperti yang sahabat saksikan ini.. Tulisan-tulisan di blog ini diambil dari tulisan-tulisan yang telah dimuat di buletin pemuda wilayah tiga (MULTI) Jemaat Genesaret Danau Ina (JGDI) Lasiana. Multi menyadari bahwa semua yang telah dibuat ini datangnya dari Tuhan Yesus Kristus, Sang Pemberi Inspirasi. Semuanya Dari Tuhan dan untuk Kemuliaan nama Tuhan. Semoga blog ini dapat memberikan inspirasi baru akan Kasih Tuhan Yesus Kristus kepada sahabat pembaca sekalian. Damai Tuhan Yesus Kristus selalu Menyertai Kita. Gbu Forever......