SELAMAT DATANG DI MULTI BLOG

Minggu, 02 Mei 2010

NILAI PENGORBANAN (RENUNGAN)

Saya pernah membaca salah satu ayat Firman Tuhan yang berbunyi begini: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang sahabat yang rela mengorbankan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Sejak kita belum lahir ke dunia ini, sampai kita dilahirkan dan menjadi dewasa, itu bukan usaha atau kemampuan kita sendiri. Cobalah kita melihat satu sosok yang begitu lemah. Mungkin sekarang kita lebih kuat dari dia dan mungkin juga sekarang kita sering menyakiti hatinya. Dia adalah ibu kita.

Saya teringat sebuah cerita tentang seorang anak dan ibunya. Beginilah ceritanya. Pada suatu hari, seorang anak sedang memperhatikan ibunya yang sedang sibuk di dapur. Anak itu tahu kalau ibunya pasti menyuruh dia, karena dia sering diminta tolong oleh ibunya ketika ibunya sedang bekerja, maka anak itu mengambil sebuah kertas lalu menulis dikertas itu. Mau tahu apa yang dia tulis? Yang ditulis anak itu adalah daftar rincian biaya kalau dia disuruh oleh ibunya. Seperti ini rincian biaya membantu ibu:

Þ Berbelanja ke kios Rp 20.000,-

Þ Menjaga adik Rp 20.000,-

Þ Membuang sampah Rp 5.000,-

Þ Membersihkan tempat tidur Rp 10.000,-

Þ Menyiram bunga Rp 15.000,-

Þ Menyapu rumah dan halaman rumah Rp 15.000,-

Þ Mencuci pakaian Rp 15.000,-

Jumlah seluruh biaya yang harus ibu bayar adalah sebesar Rp 100.000,-/hari.

Setelah selesai menulis, anak itu memberikan rincian biaya kerja itu kepada ibunya. Ibunya mengambil tulisan itu dan membacanya sambil tersenyum-senyum. Setelah selesai membaca, sang ibu meminta bolpoin anaknya lalu menulis lagi di belakang lembaran itu. Sang ibu pun membuat daftar rincian yang sama untuk anaknya.

ÞMengandung kamu selama sembilan bulan lebih dalam perut mama “GRATIS”

ÞMelahirkan kamu ke dunia ini “GRATIS”

ÞTerbangun tengah malam dan menjaga kamu malam-malam “GRATIS

ÞAir mata yang menetes karena ulahmu “GRATIS”

ÞKhawatir dan gelisah memikirkanmu ketika kamu keluar rumah dan tidak pulang tepat waktu “GRATIS”

ÞMenyediakan makanan, minuman, pakaian dan semua keperluanmu “GRATIS”

Jumlah keseluruhan nilai pengorbanan mama hingga kamu sudah besar begini “GRATIS”

Setelah selesai menulis, sang ibu menyerahkan tulisan itu kepada anaknya. Air mata anak itu berlinang saat membaca apa yang ditulis oleh ibunya. Setelah selesai membaca, dengan tangis dan air mata ia memeluk ibunya sambil berkata: “saya sayang mama”, kemudian ia mengambil bolpoin lalu menulis disurat yang ditulisnya tadi “LUNAS”.

Sebagai manusia kita pasti berharap agar setelah kita memberikan sesuatu kepada orang lain, kita mendapatkan imbalannya. Salah satu contoh kecil bagi kita muda-mudi: jika kita mencintai seseorang, kita selalu berharap agar dia membalas cinta kita dengan cinta pula. Kalau tidak bisa pasti bunuh diri. Ini hanya sebuah contoh.

Tuhan Yesus sendiri rela mati di kayu salib karena ulah saya dan teman-teman. Apa jadinya jika Tuhan Yesus juga membuat nota seperti ini: “lu tunggu ee...gara-gara lu, saya su dapat siksa begini, sampai orang gantung saya di kayu salib ini, lu liat sa....lu tunggu lu pung bagian”. Saya rasa kalau Beliau berpikir seperti itu maka kita akan mengalami seperti kata orang Kupang: kitong su susa besar ini maa”. Tetapi apa yang terjadi teman-teman? Seperti halnya nota dari sang ibu tadi, semuanya Tuhan berikan dengan cuma-cuma. Atau ada teman-teman yang bayar pajak saat menghirup udara dan menghembuskannya kembali? Saya rasa kalau Beliau meminta dikenakan biaya maka celakalah kita. Namun semua itu Tuhan berikan kepada kita untuk dinikmati secara cuma-cuma. Itu adalah hak asasi manusia, hak dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh setiap manusia sejak dia lahir, malah masih di dalam kandungan saja kita sudah memiliki hak itu.

Jadi teman-teman, Tuhan tidak menuntut kita untuk menderita didunia ini sebagai bentuk balas dendam-Nya pada kita karena kita telah membuat-Nya menderita, tetapi marilah kita masing-masing pribadi menghayati makna dari penderitaan-Nya, pengorbanan-Nya dan kematian-Nya itu dalam kehidupan kita. Amin!!!!!!

Lebih Baik Memberi Dari Pada Menerima

Agus Olang, MULTI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARAP KOMENTARNYA YA (SARAN DAN KRITIK)