
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
demikianlah anak-anak pada masa muda (Maz 127:4).
Di suatu senja. Saat itu saya baru selesai kuliah. Ketika melangkah keluar dari ruang kuliah, niat saya untuk terus pulang ke asrama terhalang oleh sapaan dosen saya yang sedang duduk dengan santai di balkon kampus, tak jauh dari daun pintu ruang perkuliahan. Akhirnya saya batalkan rencana untuk terus pulang ke asrama. Beberapa menit saya habiskan untuk bercerita dengan dosen saya.
Pada saat itu dosen saya memberitahukan kapada saya tentang sesuatu yang sebenarnya sangat dekat dengan saya, namun tidak saya sadari. Dosen saya memberitahukan saya tentang ilmu matematika kuno yang diterapkan oleh orang tua dan nenek moyang saya, pada saat mereka berburu hewan hutan.
“Jika seekor rusa atau babi hutan yang sementara berlari di sebuah padang terjal dapat terkena panah yang dibidik oleh seorang pemburu yang sementara berlari mengejar hewan tersebut, maka ada dua faktor yang menentukan anak panah tersebut dapat mengenai sasaran, yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor internal yakni hal-hal yang ditentukan pemburu itu sendiri, sekurang-kurangnya meliputi: 1) cara membidik (berapa derajat bidikan ke sasaran) 2) kecepatan lari pemburu. 3) berapa jarak tali busur harus ditarik, dan 4) jarak antara pemburu dan hewan buruan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri pemburu dan tidak ditentukan oleh pemburu, sekurang-kurangnya meliputi: 1) kecepatan larinya hewan buruan. 2) kecepatan arah angin. 6) halangan yang berada di antara pemburu dan hewan buruan, seperti rumput-rumput, pohon dan sebagainya. Agar anak panah dapat mengenai sasaran, faktor-faktor ini harus diperhatikan. Jika semua faktor tersebut berada dalam titik keseimbangan, maka sudah pasti, anak panah tersebut akan mengenai sasaran. Untuk mencapai hasil keseimbangan faktor-faktor tersebut, diperlukan sebuah perhitungan matematika. Perhitungan itu dilakukan secara naluriah oleh para pemburu di hutan. Itulah ilmu matematika kuno yang dimiliki nenek moyangmu. Semoga suatu saat nanti, ada yang bisa membuktikannya melalui penelitian ilmiah”. Itulah kata-kata dosen saya yang membuat saya tersentak.
Masmur 127:4, mengingatkan kita sebagai anak-anak muda bahwa di masa muda, kita seperti anak-anak panah di tangan pahlawan. Pada zaman dahulu, anak panah merupakan sebuah perlengkapan yang sangat penting bagi seorang pahlawan saat melaksanakan tugasnya. Jika kita, anak-anak muda, diibaratkan sebagai anak panah, betapa pentingnya kita di masa muda kita. Dikatakan demikian karena saat kita menjejaki masa muda, sadar atau tidak, kita telah di hadapi oleh berbagai pilihan hidup. Dengan demikian kita memegang peranan penting untuk menentukan pilihan.
Jika kita memegang peranan penting untuk memilih, benar sekali kata Pemazmur: kita, anak muda, seperti anak panah di tangan para pahlawan. Ketika kita sebagai anak panah hendak dilepas dari bidikan untuk mencapai sasaran, kita tidak akan terlepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut akan membawa kita kepada penentuan pilihan, seperti:
- Siapa yang akan kita jadikan sebagai pahlawan untuk menyerahkan diri kita sebagai anak panah di tangannya?
- Sasaran apa yang harus kita tuju?
- Apakah kita harus menyerah di tengah perjalanan karena begitu banyak tantangan (faktor eksternal) yang kita hadapi atau berjalan terus sampai pada sasaran yang dituju?
- Apakah kita memilih untuk meninggalkan sasaran yang sudah ditentukan dan menuju sasaran lain yang lebih menarik perhatian kita dalam perjalanan?
Sebagai pemuda-pemudi kristen, hendaknya kita memperhatikan hal-hal berikut:
- Firman Tuhan mengumpamakan diri kita sebagai anak panah. Oleh karena itu serahkan diri kita kepada Yesus Kristus sebagai pahlawan dalam kehidupan kita. Dialah yang akan membidik kita untuk mencapai sasaran karena Dia mengetahui dan menguasai segala faktor internal dan eksternal kehidupan kita.
- Minta petunjuk Tuhan Yesus saat menentukan sasaran. Bacalah alkitab dan berdoa.
- Dalam perjalanan kita sebagai sebatang panah yang sedang melesat dari tangan pahlawan menuju sasaran, banyak hal yang akan mempengaruhi kita dalam perjalanan kita, seperti: kekuatiran, pencobaan, penyesatan, dan sebagainya. Jadikan Yesus Kristus sebagai perisai dalam menghadapi hal-hal seperti ini.
- Banyak hal yang menggiurkan kita dalam perjalanan mencapai sasaran, seperti kekuasaan, ketenaran, pasangan hidup, dan hal-hal lain yang mungkin dapat membuat kita mengubah sasaran yang telah ditentukan, atau menyimpang dari komitmen yang telah kita buat. Mintalah petunjuk Tuhan lewat doa atau mebaca alkitab, selain itu kita juga dapat berdiskusi dengan saudara-saudara seiman saat kita dihadapkan dengan pilihan dan dituntut untuk memilih.
Semoga kita menjadi anak panah yang berkenan di mata Tuhan. Tuhan memberkati.
- Jek-Multi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HARAP KOMENTARNYA YA (SARAN DAN KRITIK)